JAKARTA Puasa Arafah adalah puasa yang dilaksanakan sehari sebelum hari Idul Adha, tepatnya tanggal 9 Dzulhijjah sebelum Idul Adha 10 Dzulhijjah.Tahun ini, puasa Arafah bertepatan pada Senin, tanggal 19 Juli 2021. Dalil puasa Arafah ini diungkapkan dalam sebuah hadits berikut ini. Dari Abu Qatadah radhiallahu 'anhu, bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda
Diawalidengan saling memaafkan, bersedia berkunjung dan bersilaturahim mempererat dan menyambung kembali orang-orang yang terputus dengan kita sebagaimana hadits shahih Imam Bukhari Muslim beliau bersabda: مَنْ أحبَّ انْ يُبسطاَ لهُ فيِ رِزقِهِ وَيُنْسَأَ لهُ فيِ أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَه
Sebagianmereka berkumpul pada hari 'Asyura (10 Muharram), sebagiannya lagi pada hari Arafah, yang lainnya pada hari Nisfu Sya'ban dan sebagian lagi di waktu yang berbeda. Untuk mendukung kegiatan saling memaafkan sebelum Ramadhan ini, sebagian orang membawakan hadits yang bunyinya, Hadits ini wallahu a'lam datangnya darimana
Dalamkitab Al-Ghuniyyah dan Tafsir As-Showie, berdasarkan sebuah hadits, diriwayatkan ada enam (6) kelompok lain yang juga tidak mendapatkan ampunan dari Allah di malam Nishfu Sya'ban sebelum mereka bertobat dan meninggalkan perbuatannya, yaitu: 1- Tukang sihir. 2- Tukang ramal. 3- Pemabuk. 4- Pemakan harta Riba.
HaditsBukhary bahasa Indonesia-Bahasa Arab. Jilid 1 dari 8 Jilid. आगे एक एक सा
AnNur ayat 22 maupun QS. Ali Imran ayat 134). Anjuran ini pun disabdakan oleh Rasulullah saw dalam beberapa hadits yang diriwayatkan oleh para perawi sahih. Rasulullah bersabda : "Siapa yang merasa pernah berbuat aniaya kepada saudaranya, baik berupa kehormatan badan atau harta atau lain-lainnya, hendaknya segera meminta halal (maaf) nya
.
Rembang Bicara - Berikut jawaban atas pertanyaan Apa Hukum Saling Memaafkan di Hari Arafah? Berikut Keterangannya. Hari ini, Senin, 19 Juli 2021, bertepatan dengan 9 Dzulhijjah 1442 H, umat Muslim yang sedang melaksanakan haji tiba di tempat bernama Padang Arafah. Pada hari tersebut disunnahkan bagi orang islam untuk berpuasa, sebab pahala puasa di hari ini dapat melebur dosa dua tahun, yaitu dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun dosa setelahnya. Baca Juga Bacaan Takbir Hari Raya Idul Adha Sampai Hari Tasyrik Versi Pendek dan Panjang Lengkap Latin dan Terjemahannya Selain itu ada juga keterangan yang menyebut bahwa dosa-dosa yang diampuni oleh Allah Ta'ala merupakan dosa yang berhubungan dengan Allah Ta'ala. Sementara dosa yang berhubungan dengan manusia, maka baru diampuni apabila sudah saling memaafkan. Hal tersebut sesuai pendapat Imam Baihaqi dalam Fadhoilul Auqot hadist 198 yang meriwayatkan Baca Juga 10 Twibbon Ucapan Peringatan Hari Raya Idul Adha 2021, Keren Dipasang di Profil WA, Facebook, dan Instagram – عن عباس بن مرداس أن رسول الله صلى الله عليه و سلم دعا عشية يوم عرفة لأمته بالمغفرة والرحمة فأكثر الدعاء فأوحى الله إليه إني قد فعلت إلا ظلم بعضهم لبعض
Tulisan permintaan maaf, Sumber PexelsMemaafkan adalah salah satu hal yang dianjurkan dalam ajaran Islam. Caranya adalah dengan mengikhlaskan perbuatan seseorang kepada kita meski itu salah. Memaafkan memang bukan hal yang mudah. Manusia selalu menghadapi godaan untuk menyimpan dendam dan kebencian. Nabi Muhammad SAW pun harus berlatih untuk menjaga dari buku Kekuatan Memaafkan oleh Yanuardi S dan Muhammad, Rasulullah melewati banyak ujian yang telah melatih kesabarannya. Berkat ujian tersebut, ia memiliki kesabaran yang luar biasa dan mudah berempati kepada orang agar umat Muslim memaafkan dan berempati juga dijelaskan dalam beberapa hadits. Apa saja? Tulisan permohonan maaf, Sumber PexelsHadits tentang MemaafkanBerikut adalah kumpulan Hadits tentang memaafkan yang dikutip dari buku 1100 Hadits Terpilih oleh Dr. Muhammad Faiz Almath“Tiada seorang hamba ditimpa musibah baik di atasnya maupun di bawahnya melainkan sebagai akibat dosanya. Sebenarnya Allah telah memaafkan banyak dosa-dosanya. Lalu Rasulullah membacakan ayat 30 dari surat Asy Syuura yang berbunyi “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Dan Allah memaafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahanmu.” HR. TirmidziAllah akan Mempermudah Hidup Orang yang Memaafkan“Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah akan memberinya maaf pada hari kesulitan.” HR. AthbraniOrang yang Memaafkan Akan Mendapatkan Hidayah“Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah.” HR. Al BaihaqiOrang yang Tidak Mengasihi Sesama Manusia Tidak Disayang Allah“Barangsiapa tidak mengasihi dan menyayangi manusia maka dia tidak dikasihi dan tidak disayangi Allah” HR. Al BukhariJangan Balas Dendam Ketika Sedang Marah“Marah adalah bara api di hati manusia yang menyala. Tidakkah engkau lihat bara api kedua matanya dan membengkaknya urat lehernya? Barang siapa merasakan salah dari hal tersebut, hendaklah ia duduk dan marah jangan sekali-kali membuatnya berbuat aniaya.” HR. Al HasanMaafkanlah Orang-Orang yang telah Menzalimimu“Engkau menyambung persaudaraan orang yang memutusmu, memberi orang yang tidak memberimu, dan memaafkan orang yang telah menzalimimu.” HR. AthabraniKetentuan agar Allah Memaafkan Umat-Nya“Sesungguhnya Allah melampaui ketentuan bagiku dengan memaafkan umatku dalam kesalahan yang tidak disengaja, karena lupa, dan karena dipaksa melakukannya.” HR. Ibnu Maajah
Oleh Ustadz Berik Said hafizhahullah Tidak diragukan lagi, meminta maaf adalah perkara mulia dan dituntut oleh syari’at, serta dipuji bagi yang melakukannya, terlebih bagi yang mau memaafkan kesalahan orang lain. Terlalu banyak ayat Qur’an maupun hadits shahih yang menyebutkan hal ini, diantaranya ayat berikut Allah Ta'ala berfirmanخُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِا لْعُرْفِ وَاَ عْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَ "Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh". QS. Al-A'raf 199 Dalam sebuah hadits shahih disebutkanمَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ، فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ اليَوْمَ، قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ، إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ، وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ "Barangsiapa yang pernah berbuat aniaya zhalim terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya maaf pada hari ini di dunia sebelum datang hari yang ketika itu tidak bermanfaat dinar dan dirham. Jika dia tidak lakukan, maka nanti pada hari kiamat bila dia memiliki amal shalih akan diambil darinya sebanyak kezhalimannya. Apabila dia tidak memiliki kebaikan lagi maka keburukan saudaranya yang dizhaliminya itu akan diambil lalu ditimpakan kepadanya". [HSR. Bukhari Kapan Permintaan Maaf Dilakukan ? Sebaik-baiknya permintaan maaf hendaklah dilakukan begitu dia merasa telah melakukan kesalahan. Semestinya dia saat itu juga meminta maaf kepada orang yang merasa telah dizhalimimya. Jangan menunda-nundanya, karena dia tidak tahu apakah dia masih akan hidup sampai besok atau tidak. Dan Allah pun telah memerintahkan kita untuk bersegera dalam kebaikan. Tidak diragukan meminta maaf atas kesalahan adalah kebaikan yang bernilai tinggi. Maka mestinya disegerakan dan jangan ditunda-tunda. Allah Ta’ala berfirmanوَسَا رِعُوْۤا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَا لْاَ رْضُ ۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ ۙ "Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa". QS. Ali 'Imran 133 Adapun menyengaja membiasakan meminta maaf menjelang datangnya Ramadhan baik lewat sms, telfon, atau lainnya, maka ini adalah sesuatu yang tidak memiliki sumber dari Al-Qur'an, As-Sunnah maupun amalan para Salaf radhiallahu 'anhum. Andaikata mengkhususkan meminta maaf menjelang Ramadhan adalah sunnah, sudah pasti Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam akan menjelaskannya kepada kita, dan jelas para Salafpun akan segera menukilkan periwayatannya kepada kita, dan mereka yang paling bersemangat akan mengamalkannya. Maka, hendaklah kita tidak melampaui batas. Apa yang Salaf kita tidak menganggapnya sebagai sunnah, maka janganlah kita menganggapnya sebagai sunnah. Kesimpulannya, meminta maaf dan memberi maaf termasuk perbuatan amat mulia. Meminta maaf yang terbaik adalah dilakukan saat seseorang tersadar bahwa dirinya salah, maka ia mesti meminta maaf dan tidak perlu menunggu hari apalagi bulan tertentu. Membiasakan diri bermaaf-maafan menjelang Ramadhan dan apalagi menganggapnya sebagai bentuk ibadah, maka anggapan ini adalah bid' التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم ______ Mau dapat Ilmu ? Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF Telegram
PUASA arafah memiliki keutamaan dapat menghapus dosa satu tahun sebelum dan satu tahun sesudahnya. Dalam hadis dari sahabat Abu Qatadah dinyatakan, bahwa Nabi shallallahu’alaihi wasallam pernah ditanya tentang puasa arafah dan puasa Asyuro, beliau menjawab, صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ “Puasa satu hari Arafah 9 Dzulhijjah, saya berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya. Dan puasa hari Asyura’ 10 Muharram, saya berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan dosa satu tahun sebelumnya.” HR. Muslim, no 1162. Namun pertanyaannya, apakah hal ini berlaku untuk seluruh dosa, sehingga seorang tidak perlu istighfar dan taubat? Atau bila perlu seorang bisa beralasan dengan puasa Arafah untuk melegalkan maksiat yang dia lakukan? BACA JUGA Apa Saja Keutamaan Hari Arafah? Mari kita simak penjelasan Imam Nawawi berikut, ketika menjelaskan hadis di atas, معناه يكفر ذنوب صائمه في السنتين، قالوا والمراد بها الصغائر…. فإن لم تكن صغائر يرجى التخفيف من الكبائر، فإن لم يكن رفعت درجاته Makna hadits ini, puasa arafah akan menghapus dosa selama dua tahun yakni 1 tahun sebelum dan sesudahnya bagi orang yang melakukan puasa ini, para ulama mengatakan, ”Maksudnya dosa-dosa yang terhapus itu adalah dosa kecil.” Bila dia tidak memiliki dosa kecil, diharapkan puasa ini menjadi penyebab meringankan dosa besar yang dia lakukan. Apabila tidak memiliki dosa besar, puasa ini akan menjadi penyebab naiknya derajat dia. Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim, 8/51 Dosa yang terampuni dengan sebab puasa arafah dan amal shalih lainnya, hanya dosa kecil saja. Tidak berlaku untuk dosa besar. Maka tidak benar beralasan dengan puasa arofah, untuk menghibur diri supaya merasa aman/legal melakukan dosa besar. Karena dosa yang disinggung dalam hadits, yang terhapus dengan sebab puasa arafah, maksudnya adalah dosa kecil saja. Dosa besar, hanya terampuni dengan bertaubat yang jujur kepada Allah, yakni memohon ampunan, penyesalan, serta tekad untuk tidak mengulangi. Foto NPR Dikutip dari Kumparan, sebenarnya puasa arafah tidak jauh berbeda dengan puasa Ramadhan. Namun, dalam pelafalan niatnya terdapat beberapa hal yang berbeda. Menjalankan puasa arafah dengan ikhlas dan khidmat akan mendapat ampunan dari Allah SWT. Sebelum memulai puasa arafah, tentu kita diwajibkan untuk membaca niat terlebih dahulu. Meski niat tempatnya di dalam hati, kita boleh melafalkannya dengan lisan. Adapun niat puasa arafah adalah sebagai berikut. Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta’alaa Artinya, “Saya niat puasa sunnah arafah karena Allah Ta’ala.” Niat ini bisa dibaca saat malam hari atau ketika sahur. Sedangkan doa buka puasa arafah, yaitu. Allahumma laka shumtu wabika amantu wa’ala rizqika afthartu birahmatika yaa arhamar rahimiin Artinya, “Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dengan rizqi-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu, wahai Dzat yang Maha Penyayang.” Bisa dilihat jika bacaan doa untuk buka puasa arafah sama dengan doa buka puasa lainnya. Saat mengerjakan puasa arafah, Anda dapat memperbanyak amalan sunnah lainnya, seperti membaca Al-Quran, berdzikir, berbuat bagi kepada orang lain, maupun bersedekah. Meskipun puasa arafah termasuk puasa sunnah, namun tentu akan lebih baik jika kita melaksanakan sebagai bentuk amalan di bulan Dzulhijjah dengan harapan mendapat ridho dari Allah SWT dan semakin dekat kepada-Nya. Akan tetapi, tidak lantas Anda meninggalkan ibadah wajib lainnya. Sebagai seorang muslim, tentu kita senantiasa harus melakukan ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT. Amalan di Hari Arafah Foto Unsplash Hari arafah adalah hari ijabah doa. Para salaf dahulu saling memperingatkan pada hari Arafah untuk sibuk beribadah, memperbanyak doa, dan tidak banyak bergaul dengan manusia. BACA JUGA Kenapa Hari Arafah Begitu Istimewa? Atho’ bin Abi Robbah mengatakan pada Umar bin Al Warod, “Jika engkau mampu mengasingkan diri di siang hari Arafah, maka lakukanlah.” Ahwalus Salaf fil Hajj, hal. 44 Untuk itu sudah seharusnya kita memperbanyak doa agar diberikan rezeki yang berkah, diampuni dosa-dosa dan dibebaskan dari api neraka. Selain itu, patutlah kita juga mendoakan saudara-saudara seakidah yang masih terzalimi di negeri muslim lainnya. Doakan pula negeri kita yang sering dilanda bencana dan kerap diliputi berbagai problematika. Dan jangan lupa untuk berdoa agar negeri kita dan dunia terbebas dari pandemi yang telah banyak merenggut nyawa dan membuat perekonomian dunia hancur. Doa ini bagi yang wukuf dimulai dari siang hari selepas matahari tergelincir ke barat masuk shalat Zhuhur hingga terbenamnya matahari. []
Saling meminta dan memberi maaf adalah perintah Allah SWT untuk semua hamba-Nya. Karena di dalamnya banyak pintu-pintu kebaikan dan kemuliaan. Sebagaimana firman Allah SWT;الَّذِينَ يُنْفِقُون فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِين الْغَيْظَ وَالْعَافِين عَنِ النَّاسِ وَاللَّه يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَMereka adalah orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.QS. Ali Imran 134Memberi maaf merupakan bagian dari perbuatan atau sifat seorang mukmin. Adapun Makna memaafkan menurut Syekh Mutawalli As-Sya’rawi rahimahullaah di dalam kitab Tafsir As-Sya’rawi adalah sebagai berikut Bahwasanya kalimat maaf itu diambil dari potongan ayat النَّاسِ عَن وَالْعَافِين, maksud dari kalimat affa adalah affa alal atsar. Atsar yang dimaksud adalah bekas yang ditinggalkan dalam perjalanan manusia, seperti halnya bekas perjalanan mereka di padang pasir. Kemudian datanglah angin, menghapus bekas dari perjalanan mereka seperti halnya jejak kaki yang terhapus.Meminta maaf dan saling memaafkan, juga seperti debu-debu ataupun pasir yang terhempas angin. Seolah-olah dosa dan kesalahan tersebut hilang, tak berbekas. Hal ini juga sejalan dengan isyarat yang ada dalam hadis Rasulullah SAW untuk segera menghapus kesalahan bermaaf-maafan yaitu;عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من كانت له مظلمة لأخيه من عرضه أو شيء فليتحلله منه اليوم قبل أن لا يكون دينار ولا درهم إن كان له عمل صالح أخذ منه بقدر مظلمته وإن لم تكن له حسنات أخذ من سيئات صاحبه فحمل عليهDari Abu Hurairah RA bahwasanya; Rasulullah SAW bersabda “Siapa yang pernah mempunyai kedzaliman terhadap seseorang, baik terhadap kehormatannya atau apapun, maka minta halallah darinya hari ini!. sebelum tidak ada emas dan perak, yang ada adalah jika dia mempunyai amal shalih, maka akan diambil darinya sesuai dengan kedzalimannya, jika dia tidak mempunyai kebaikan, maka akan diambilkan dosa lawannya dan ditanggungkan kepadanya”. HR. Bukhari No. 2449.Lalu bagaimana perbuatan untuk saling memaafkan setiap saat setelah melakukan kesalahan, dilakukan untuk menyambut dan meramaikan datangnya bulan suci Ramadhan? Atau bahkan dijadikan tradisi para muslim di dunia ketika Ramadhan akan datang. Mengingat ada sebuah hadis yang mengecam seorang mukmin yang tidak mendapat ampunan tatkala melewati أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال آمين آمين آمين فقيل له يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال قال لي جبريل أرغم الله أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت آمين ثم قال رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت آمين ثم قال رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت آمين قال الأعظمي إسناده جيدDari Abu Hurairah RA beliau menceritakan; Rasulullah SAW naik mimbar lalu beliau mengucapkan, Amin … amin … amin.’ Para sahabat bertanya, Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?’ Kemudian, beliau bersabda, Baru saja Jibril berkata kepadaku, Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan,’ maka kukatakan, Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun itu tidak membuatnya masuk Jannah karena tidak berbakti kepada mereka berdua,’ maka aku berkata, Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, Allah melaknat seorang hamba yang tidak bershalawat ketika disebut namamu,’ maka kukatakan, Amin.” HR. Bukhari No. 646, Ibnu Khuzaimah No. 1888, Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 8767.Budaya saling meminta maaf sebelum Ramadhan, memang akhirnya merupakan sarana untuk saling menyapa dan berbagi kebahagiaan akan datangnya bulan Ramadhan. Sekaligus membersihkan diri dari dosa-dosa sebelum menjalani ibadah puasa, karena manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Dan supaya saat Ramadhan telah pergi meninggalkan kita, kita sudah dalam keadaan terampuni dari segala dosa yang pernah kita ungkapan meminta maaf dan saling memaafkan yang harus dilakukan setiap saat dan tidak menunggu waktu tertentu. Apakah tradisi bermaaf-maafan sebelum Ramadhan ini tidak dianjurkan dan bertentangan dengan agama, karena tidak ada dalil yang saja hal ini bukanlah sesuatu yang bertentangan dengan agama apalagi tidak dianjurkan. karena dalam pandangan para ulama bahwa menjalani kegiatan atau ritual ibadah, yang sifatnya sunnah dan baik, kemudin dijalankan setahun sekali atau pada momen-momen tertentu, adalah perkara yang ini didasarkan kepada hadis yang Ibnu Umar RA;عَنْ ابْن عُمَر رَضِي الله عَنْهمَا قَال كَانَ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَأْتِي مَسْجِدَ قُبَاءٍ كُلَّ سَبْتٍ مَاشِيًا وَرَاكِبا وَكَانَ عَبْد اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَفْعَلُهُ. رواه البخاري“Ibnu Umar RA berkata “Nabi SAW selalu mendatangi Masjid Quba’ setiap hari sabtu, dengan berjalan kaki dan berkendaraan.” Dan Abdullah bin Umar RA juga selalu melakukannya. HR. Bukhari, [1193].Hadis ini kemudian dijelaskan secara rinci oleh Syaikhul Islam Ibnu Hajar RA dalam kitabnya Fathul Bari sebagaimana berikut;وفي هذا الحديث على اختلاف طرقه دلالة على جواز تخصيص بعض الأيام ببعض الأعمال الصالحه والمداومه على ذلك وفيه أن النهي عن شد الرحال لغير المساجد الثلاثه ليس على التحريم“Hadis ini, dengan jalur-jalurnya yang berbeda, mengandung dalil bolehnya menentukan sebagian hari, dengan sebagian amal shalih dan melakukannya secara rutin. Hadis ini juga mengandung dalil, bahwa larangan berziarah ke selain Masjid yang tiga, bukan larangan yang diharamkan.”Datangnya Ramadhan bukan hanya disambut dengan suka cita saja, namun diharapkan tetap menjaga dan melestarikan berbagai tradisi menjelang datangnya Ramadhan, salah satunya yaitu tradisi bermaaf-maafan. Hal ini dilakukan supaya kita bisa memperoleh berkah dan keutamaan bulan-bulan mulia Allah. Kullu Amm wa Antum bi A’lam
hadits saling memaafkan sebelum hari arafah